Kamis, 01 Juni 2017

Analisis Rasio Keuangan




         pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. 

        James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :  definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.   

         Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula  perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk– bentuk rasio keuangan : 

         Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.

           Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu  , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan 
1.  Jenis-Jenis Rasio Keuangan  
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :  
  • Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.  
  • Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.  
  • Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.  
  • Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 
  • Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi. 

1. Rasio Likuiditas 
            Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129):  menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.  

Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio) 
         Rasio lancar merupakan rasio untuk  mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia


                      Aktiva  Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
                        Hutang  Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 
         Rasio  cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

                      Aktiva  Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x 
                            Hutang  Lancar

2. Rasio Aktivitas 

          Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.  

Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah: 
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio) 
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.  Rumusnya


                                     Harga  Pokok  Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
                                                Persediaan


b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio) 
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. 

                                     Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                     Modal  Aktiva

3. Rasio Solvabilitas  

         Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),  
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah:  


a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini


                                  Total  hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Aktiva

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) 
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik  perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. 

                                  Total  hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                  Modal  Sendiri

4. Rasio Profitabilitas  

          Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304),  “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba  melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

a.  Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) 
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

                                        Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                         Penjualan

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) 
Margin laba operasi adalah ukuran  persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

                                      Laba  setelah  pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                             Penjualan

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) 
Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. 

                              Laba  setelah  pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                   Penjualan

5. Rasio Pasar  

        Pada umumnya rasio keungan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas, dan rasio profitibilitas. Namun rasio keuangan yang akan digunakan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk ini adalah rasio pasar.
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan.
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang nghubungkan harga saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).
EPS=
Laba Bersih - deviden saham istemewa /
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar

2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo 2005:96)
PER=
Harga pasar per lembar saham /
X
1 Kali
Pendapatan per lembar saham




3. Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)
Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)
Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
MBV =
Harga pasar per saham /
X
1 Kali
Nilai buku per saham

 Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang berdedar (Moeljadi, 2006:75)
4. Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return (Total Return = Yield + Price Change).
 Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)
DY =
Dividen per lembar saham /
X
100%
Harga per lembar saham

5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.


DPR=
Dividen per lembar saham /
X
100%
Pendapatan per lembar saha
 
contoh hitungan Analisis Rasio Keuangan

1.Rasio Likuiditas

2016

                         1.845.450
Current ratio = ----------------------- x 100%
                         145.000
                     =1.272,7

                      1.845.450 – 1.300.450
Quick Ratio = --------------------------------- x 100%
                        145.000
                    =375,86

  2015
                        890.000
Current ratio = ----------------------- x 100%
                        55.000
                      =1.618,18

                       890.000 – 650.000
Quick Ratio = --------------------------------- x 100%
                        55.000
                     =436,36

2. Rasio Aktivitas 

2016

                                     1.537.500
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
                                      1.300.450
                                 =1,18

                                      2.050.000
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                      1.845.450
                                 =1,11

 2015

                                     1.434.115
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
                                        650.000
                                 =2.21

                                       1.678.894
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
                                       890.000
                                    =1,89

3. Rasio Solvabilitas  

2016

                                  145.000
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
                                  1.845.450
                                =7,86

                                  145.000
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                   600.000
                                =24,2

2015

                                   55.000
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
                                   890.000
                                 =6,2

                                  55.000
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
                                  600.000
                                =9,2

4. Rasio Profitabilitas  

2016
                                        512.500
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                         2.050.000
                                 =25


                                        143.100
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                          2.050.000
                                       =6,98


                                 143.100
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                  2.050.000
                             =6.98



  2015
                                      335.779
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                       1.678.894
                                =20



                                       124.700
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                        1.678.894
                                      =7,42


                              124.700
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
                                1.678.894
                              =7,42

5. Rasio Pasar  

2016

EPS=
143.100 42.930/
       600.000
=0.16
2015





EPS=
124.700-37.410 /
       600.000
=014
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar